Anemia Dapat Dicegah dengan Konsumsi Kelor
Anemia merupakan kondisi tubuh yang memiliki kadar haemoglobin rendah. Haemoglobin ini berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh sel tubuh. Akibatnya, penderita anemia dapat mengalami dampak serius, misalnya: 5L (lemah, letih, lesu, lunglai, lalai), Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), keguguran, kelahiran premature, dsb.
Laki-laki dikategorikan anemia jika memiliki kadar haemoglobin kurang dari 13 g/dl. Perempuan digolongkan anemia jika mempunyai kadar haemoglobin kurang dari 12 g/dl (kondisi tidak hamil) atau kurang dari 11 g/dl (sedang hamil). Sebagian besar anemia ini disebabkan kurangnya asupan zat besi, sehingga konsumsi bahan makanan yang mengandung tinggi zat besi sangat dianjurkan untuk mencegah anemia.
Salah satu bahan makanan yang mengandung tinggi zat besi adalah kelor (Moringa oleifera). Sebuah penelitian yang dilakukan di kampung konservasi kelor, di Kunduran, Blora, Jawa Tengah, menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara kelompok wanita yang rutin konsumsi kelor dengan yang tidak konsumsi kelor. Rata-rata frekuensi konsumsi kelor responden adalah 3 kali seminggu.
Bentuk olahan kelor dapat berupa kapsul kelor, teh kelor dan sayur kelor. Ketika memasak sayur kelor, daun kelor muda harus dimasukkan ke kuah yang mendidih lalu apinya segera dimatikan. Hal ini dilakukan untuk menjaga zat gizi dalam kelor supaya tidak rusak. Semangkok sayur kelor dapat diandalkan sebagai sumber zat besi untuk pencegahan anemia sejak dini.
Artikel penelitian selengkapnya dapat dibaca dan diunduh di tautan ini: https://www.e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/view/18437.
Penulis: Indri Astuti Purwanti
Editor: Indri Astuti Purwanti
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!