SEMINAR DONOR ASI, PRODI DIII KEBIDANAN UNIMUS
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi. Dimana dalam hal ini diharapkan bahwa bayi mendapatkan ASI Eksklusif saat bayi berumur 0 – 6 bulan. Namun menurut data dari SUSENAS ( Survei Sosial Ekonomi Nasional ) tahun 2010 menunjukkan bahwa cakupan ASI Eksklusif hanya 33,6 persen.
Banyak hal yang menyebabkan redahnya cakupan ASI Eksklusif, salah satu diantaranya adalah bahwa ada beberapa kondisi ibu bayi tidak dapat memberikan ASI pada bayinya. Karena salah satu alasan itulah muncul ide mengenai donor ASI sebagai pemecahan masalah pada ibu yang idak dapat menyusui bayinya dan sebagai upaya pencapaian pemberian ASI eksklusif. Pengertian donor ASI sendiri adalah memberikan ASI dari ibu pendonor kepada bayi yang ibunya tidak dapat memberikan ASInya sendiri.
Di Indonesia donor ASI dapat dikatakan merupakan hal baru, yang tentu saja mengunang polemik di masyarakat. Misalnya saja polemik dari segi kesehatan, hukum positif di Inonesia dan hukum Islam serta bagaimana bounding attachment antar ibu dan bayi kandungnya setelah si bayi mendapatkan ASI dari ibu pendonor.
Berbagai pertanyaan tersebut itulah yang menarik perhatian mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan Universitas Muhammadiyah Semarang untuk mengadakan seminar yang bertajuk “ Donor ASI, Alternatif Pengganti ASI sebagai Upaya Pemberian ASI Eksklusif ”. Seminar ini dimaksudkan untuk menjawab pelbagai pertanyaan dan keraguan mengenai praktik donor ASI.
Narasumber dalam seminar ini adalah para pakar di bidangnya diantaranya dr. Yetty Movieta Nency, Sp. A (K), IBCLC seorang dokter spesialis anak sekaligus konsultan laktasi bersertifikat internasioanal yang menyampaikan pengaruh donor ASI bagi kesehatan anak. Ada ibu Rachmadani Yuniarco, S. Psi, LC seorang konsultan laktasi dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) yang menyampaikan manfaat donor ASI dibandingkan dengan susu Formula dan bagaimana proses donor ASI dapat dilakukan. Dari segi hukum ada DR. Endang Wahyati, SH, MH yang menyampaikan donor ASI ditinjau dari segi hukum di Indonesia serta tidak ketinggalan pembicara dari Ikatan Bidan Indonesia wilayah Jawa Tengah ibu Imbarwati, S. SiT, M. Kes menyampaikan cara memperbanyak produksi ASI dan pengaruh donor ASI terhadap bounding attachment.
Seminar yang diadakan oleh mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan Universitas Muhammadiyah Semarang ini tergolong sukses, karena dilihat dari jumlah peserta yang hadir melebihi kuota yang telah disediakan. Antusiasme peserta terlihat saat sesi tanya jawab, dimana para peserta sangat ingin memenuhi rasa ingin tahu mereka mengenai donor ASI dengan mengajukan bebagai pertanyaan.
Seminar ini semakin menarik karena disertai doorprize dan hiburan berupa nasyid acapella dari Mahiba Nasyid. Mahiba Nasyid yang beranggotakan 6 cowok ganteng dari berbagai universitas di Semarang ini menjalankan perannya sebagai pengisi acara hiburan dengan sangat baik karena sangat interaktif dengan peserta seminar yang mampu mempesona dan membuat peserta seminar sangat terhibur.
Akhirnya seminar ini ditutup dengan kesimpulan bahwa donor ASI merupakan cara yang lebih baik untuk memberikan asupan gizi pada bayi daripada susu formula, karena komposisi air susu setiap spesies makhluk hidup hanya cocok untuk spesiesnya masing – masing.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!